Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Just a Friend: 1

Senyum manisku mengembang, hatiku dipenuhi oleh bunga-bunga ketika kudapati nama Raka terpampang di layar ponselku. Dengan tangan yang gemetar dan hati yang berdebar-debar segera kutekan namanya dan melihat pesan yang dikirim olehnya. Dan ketika aku tahu isinya, seketika badanku terasa lemas, senyumku luntur dan bunga yang tadinya bemekaran kini layu sudah. Raka Lea….. Siapa gadis berambut panjang yang pergi ke cafĂ© bersamamu tadi pagi? Aku tahu, ia saat ini pasti tengah tersenyum tidak jelas dan sangat bersemangat untuk mengenal gadis itu lebih jauh. Tentunya ini berbanding terbalik dengan diriku, wajah cemberut, senyum yang kecut lengkap dengan gerutuan yang memenuhi hatiku. Harusnya aku sadar diri, Raka tetaplah Raka dan Sahabat tetaplah sahabat, sejauh apapun aku berusaha, status yang ada diantara kami tidak akan pernah berubah. Tetapi karena kebodohanku dan keoptimisanku, masih saja kupertahankan perasaan ini untuknya. Aku mengehela nafas berat lalu menjangkau guling terdekat deng...

Just a Friend

Gambar
  Ketika kamu mengetahui sahabat yang kamu cintai mencintai sahabat sekaligus sepupumu, apa yang akan kamu lakukan? Mengdukungnya? Atau menghalanginya? “Harusnya aku sadar bahwa diantara aku dan dia tidak akan pernah ada kita.” – Lea Wijaya

Selepas Hujan Sore Itu : Untuk Diriku

Gambar
  Mungkin bagi sebagian orang sendiri itu tampak menyedihkan, tetapi hal ini tidak berlaku untukku. Seperti halnya sore ini, bersama dengan sepedah yang telah menemaniku selama kurang lebih tiga tahun, ku jelajahi jalanan berliku di sepanjang perbukitan di desa sebelah. Senyumku terbentang luas, ketika angin lembut menembus tubuhku, terlebih sinar matahari yang tampak malu-malu melewati celah-celah di antara pepohonan yang menjulang tinggi, seakan-akan mengatakan padaku “Aku bersamamu kawan. Nikmati harimu saat ini.”. Menggoes dan menggoes, lelah tentu iya… tetapi jajaran pohon yang terbentang di sepanjang jalan, sawah-sawah luas berterasering, sesekali tampak pak tani yang bersemangat mengolah sawahnya. Dan hamparan langit membiru juga kicuan burung yang meramaikan pagi menuju siang itu sungguh menghiburku dan membayar lunas lelah yang kurasakan saat ini, belum lagi, sesuatu yang menantiku di ujung jalan ini. Ah… rasanya semakin tidak sabar saja.     ...